Rabu, 23 Januari 2008

Tips on Writing a Screenplay

Tips pembuatan skenario ini lebih diarahkan jika anda menggunakan struktur penceritaan Hollywood Klasik
oleh by Rahabi Mandra

1. Perhatikan ketika anda mengembangkan karakter yang anda buat. Lebih baik jangan membuat karakter yang ideal karena alasan sederhana: tidak realis. Setiap orang pasti tidak sempurna, termasuk dewa-dewa Yunani dan raja-raja dari negara kaya raya. Mereka bisa ditentukan memiliki kecenderungan mengambil keputusan yang buruk, atau kelemahan lainnya seperti makanan, wanita,
ketamakan, dan kebodohan.

2. Utamakan mengarahkan cerita kepada kepentingan dan urusan yang berhubungan dengan kebanyakan orang yang akan menyaksikan film anda. Ini bisa diartikan dengan membuat plot-plot dengan isu keluarga, cinta, kehidupan dan kematian.

3. Ketika anda membuat skenario, sebaiknya anda membuat 30 halaman untuk babak 1 dan 3 (opening dan ending), dan 60 halaman untuk babak 2 (development). Tentu saja tips ini berlaku jika anda menggunakan struktur tiga babak a la Hollywood.

4. Seimbangkan penulisan skenario anda antara dosis penceritaan
secara visual dan secara verbal.
5. Jaga agar dialog tetap berada didalam sifat dan keperluan karakter. Tidak ada yang suka karakter utama yang terlalu bertele-tele.

6. Jika ingin menulis skenario suspense, pastikan teknik penulisan anda kuat dan padat (baik visual maupun verbal).

7. Happy ending biasanya mendapat respon yang lebih baik dari penonton daripada ending lain.

8. Ketika membuat skenario, usahakan jangan melebihi 120 halaman. Kebanyakan produser senang dengan skenario 100 halaman.

From : www.filmpendek.org

Tiga puluh enam (plus satu) situasi dramatik

Tiga puluh tujuh situasi dramatik ini saya ambil dari sff.net dan saya terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, karena saya pikir sangat berguna buat para calon sineas (atau mungkin sudah sineas) Indonesia yang ingin membuat film tapi tak kunjung berhasil membuat suatu karya yang memiliki cerita yang dramatik. Situasi-situasi ini dapat anda terapkan kedalam film anda dan memungkinkan anda untuk mengembangkannya.
Georges Polti mengatakan bahwa semua cerita yang ada di dunia ini pada dasarnya terbuat dari 36 situasi dramatik dan berangkat dari situasi-situasi itu. Ada orang lain (tidak diketahui) yang menambahkan situasi dramatik ke-37. Jika anda memiliki jalan buntu untuk situasi yang telah anda buat dalam cerita anda, cobalah baca tulisan ini.

situasi: Kesalahan identitas

situasi kesalahan identitas:
A Mengira bahwa seseorang kaya padahal ia miskin.

B Orang yang salah terjebak kedalam jurang ketakutan.

C Schizophrenia.

situasi: Kehilangan sesuatu yang dicintai

Elemen-elemennya: anggota keluarga yang terbunuh, anggota keluarga yang menyaksikan, dan seorang pelaksana.
A1 Menyaksikan pembunuhan anggota keluarga sementara tidak memiliki kekuatan untuk mencegahnya.

A2 Membantu menyebabkan kesengsaraan kepada seseorang melalui rahasia yang bersifat profesi.

B Mensucikan kematian orang yang dicintai.

C Mengetahui kematian seorang anggota keluarga atau teman dekat.

D Kembali ke dasar-dasar primitif lewat kesedihan karena mengetahui kematian kerabat terdekat.

situasi: Penemuan kembali sesuatu yang hilang

Elemen-elemennya: seorang pencari dan sesuatu yang ditemukan.

situasi: Penyesalan yang mendalam

Elemen-elemennya: penjahatnya, korban dari dosa yang ia buat, dan seorang interogator.
A1 Penyesalan karena kejahatan yang tak dilakukan/diketahui.

A2 Penyesalan karena pembunuhan orang tua.

A3 Penyesalan karena pembunuhan (massal).

A4 Penyesalan karena pembunuhan secara hukum (hukum mati dll)

A5 Penyesalan karena membunuh suami atau istri.

B1 Penyesalan karena kegagalan cinta.

B2 Penyesalan karena perzinahan.

situasi: Salah menghukum

Elemen-elemennya: orang yang keliru, korban kekeliruan, alasan kesalahan, dan orang yang sebenarnya bersalah.
A1 Kecurigaan dimana rasa percaya dibutuhkan.

A2 Kecurigaan yang keliru.

A3 Kecurigaan yang keliru (dimana kecemburuan bukan tanpa alasan) dari seorang kekasih gelap.

A4 Kecurigaan yang keliru yang timbul karena kesalahpahaman sikap dari orang yang dicintai.

A5 Kecurigaan yang muncul karena tidak adanya perbedaan.

B1 Kecurigaan yang keliru yang diarahkan kepada diri sendiri agar seorang teman selamat.

B2 Kecurigaan yang keliru yang jatuh kepada orang tak bersalah.

B3 Kecurigaan yang keliru yang jatuh kepada suami/istri yang tak bersalah sementara pasangannya yang justru bersalah.

B4 Kecurigaan yang keliru yang jatuh kepada orang tak bersalah, namun bersalah secara niat.

B5 Kecurigaan yang keliru yang jatuh pada orang tak bersalah yang percaya bahwa ia bersalah.

B6 Saksi sebuah kejahatan, yang demi kepentingan orang yang disayang, membiarkan tuduhan jatuh kepada orang tak bersalah.

C1 Tuduhan dibiarkan jatuh kepada musuh.

C2 Kekeliruan tuduhan yang diprovokasi oleh musuh.

C3 Kekeliruan diarahkan kepada korban oleh kakak/adik sendiri.

D1 Kecurigaan yang keliru yang diprovokasi oleh penjahat yang sebenarnya kepada salah satu musuhnya.

D2 Kecurigaan yang keliru yang dilemparkan oleh penjahat sebenarnya kepada korban kedua dan hal ini sudah direncanakan sebelumnya.

D3 Kecurigaan yang keliru yang dilemparkan kepada pesaing.

D4 Kecurigaan yang keliru yang dilemparkan kepada yang tak bersalah karena ia menolak untuk menjadi kaki tangan.

D5 Kecurigaan yang keliru oleh wanita kepada kekasih gelapnya yang telah meninggalkannya karena tak mau membohongi suami sang wanita.

D6 Usaha untuk merehabilitasi diri sendiri dan untuk membalas dendam kesalahan hukum yang disengaja.

situasi: Kecemburuan yang keliru

Elemen-elemennya: orang yang cemburu, obyek yang dimiliki oleh orang yang ia cemburui, kaki tangan pencemburu, dan alasan kekeliruan.
A1 Kesalahaan berasal dari pikiran curiga dari sang pencemburu.

A2 Kekeliruan dalam cemburu yang ditimbulkan dari kesempatan yang sebenarnya fatal.

A3 Kekeliruan dalam cemburu terhadap cinta yang sepenuhnya platonik (tak mengharapkan imbalan).

A4 Kecemburuan tanpa dasar yang tumbuh karena rumor yang tak jelas.

B1 Kecemburuan yang diberitahukan oleh pengkhianat yang digerakkan oleh rasa benci.

B2 Kecemburuan yang ditawarkan oleh pengkhianat dengan alasan kepentingan pribadi.

B3 Kecemburuan yang dibuat oleh pengkhianat dengan alasan cemburu juga dan kepentingan pribadi.

C1 Saling cemburu yang ditimbulkan oleh orang terhadap suami dan istri.

C2 Kecemburuan yang dibuat oleh pelamar yang ditolak kepada suami.

C3 Kecemburuan yang ditawarkan kepada suami oleh perempuan yang sebenarnya menyukainya.

C4 Kecemburuan yang dibuat untuk istri, oleh lawan yang telah dicemooh oleh sang istri itu.

C5 Kecemburuan yang dibuat untuk pasangan kekasih yang bahagia oleh suami yang dibohongi.

situasi: Konflik dengan dewa/Tuhan

Elemen-elemennya: pihak yang tak bisa mati (dewa, Tuhan), dan pihak yang bisa mati (manusia).
A1 Perjuangan melawan dewa/Tuhan.

A2 Berseteru dengan para pengikut dewa/Tuhan.

B1 Kontroversi dengan dewa/Tuhan.

B2 Hukuman karena menghina dewa/Tuhan.

B3 Hukuman karena harga diri yang tinggi dihadapan dewa/Tuhan.

B4 Kesombongan karena berusah menyaingi dewa/Tuhan.

B5 Berusaha menyaingi dewa/Tuhan tanpa pikir-pikir.

situasi: AMBISI

Elemen-elemennya: satu orang yang penuh ambisi, sesuatu yang diinginkan, dan musuh.
A1 Ambisi yang dijaga dan dijauhi dari sanak atau teman seperjuangan atau dari kakak/adik.

A2 Dari kerabat atau orang dengan alasan keterpaksaan.

A3 Dari pengikut.

B Ambisi untuk memberontak (mirip dengan situasi Revolusi).

C1 Ambisi dan keinginan untuk berbuat kejahatan lagi dan lagi.

C2 Ambisi membunuh orang tua.

situasi: Mencintai Musuh

Elemen-elemennya: musuh yang dicintai, orang yang mencintai, dan seorang pembenci.
A Orang yang disayangi dibenci oleh sanak saudara dari orang yang menyayangi.
A1 Orang yang menyayangi dikejar-kejar oleh saudara laki-laki dari wanita yang ia sayangi.

A2 Orang yang menyayangi dibenci oleh keluarga dari orang yang disayangi.

A3 Orang yang menyayangi adalah anak dari orang yang dibenci oleh keluarga dari orang yang disayangi.

A4 Orang yang disayangi adalah musuh dari kelompok dari wanita yang menyayanginya.

B1 Orang yang menyayangi adalah pembunuh dari ayah dari orang yang disayangi.

B2 Orang yang disayangi adalah pembunuh dari saudara kandung yang menyayanginya.

B3 Orang yang disayangi adalah pembunuh suami dari wanita yang menyayanginya yang sebelumnya sudah bersumpah akan membalaskan dendam suaminya yang meninggal.

B4 Kasus yang sama, tetapi orang yang menyayangi itu justru sudah dibunuh (bukan suaminya).

B5 Orang yang disayangi adalah pembunuh anggota keluarga dari wanita yang menyayangi dirinya.

B6 Orang yang disayanginya itu adalah anak perempuan dari orang yang telah membunuh ayahnya.

situasi: Kendala dalam menggapai cinta

Elemen-elemennya: dua kekasih dan sebuah kendala.
A1 Pernikahan yang terhalang karena perbedaan tingkat.

A2 Perbedaan jumlah harta yang menjadi rintangan dalam pernikahan.

B Pernikahan yang tertahan oleh musuh.

C1 Pernikahan terlarang karena sudah adanya pertunangan dari satu pihak terhadap orang lain.

C2 Kasus yang sama, diperumit dengan adanya pernikahan imajiner dari pasangan yang sudah bertunangan.

D1 Pernikahan yang dihalangi oleh bermusuhannya kerabat dekat.

D2 Kasih sayang keluarga yang diganggu oleh mertua.

E Pernikahan yang dihalangi oleh tidak cocoknya emosi dari pasangan.

situasi: Kejahatan cinta (cyeileh)

Elemen-elemennya: kekasih dan seorang yang dikhianati.
A1 Ibu yang jatuh cinta (dalam arti antar jenis kelamin) pada anaknya.

A2 Anak perempuan yang jatuh cinta pada ayahnya.

A3 Ayah yang mencintai anak perempuannya.

B1 Wanita yang terpikat pada anak tirinya.

B2 Wanita dan anak tirinya terpikat satu sama lain.

B3 Wanita sebagai simpanan dan diwaktu bersamaan, ayah dan anak menerima situasi itu.

C1 Lelaki yang menjadi kekasih kakak/adik iparnya.

C2 lelaki itu sendiri terpikat pada kakak/adik iparnya.

C3 Kakak beradik yang jatuh cinta satu sama lain.

D1 Lelaki yang terpikat pada lelaki lain, namun menghindar.

D2 Wanita yang terpikat pada playboy.

situasi: Perzinahan

Elemen-elemennya: suami atau istri yang dibohongi dan dua penzinah.
A nyonya rumah yang dikhianati:
A1 karena wanita muda.

A2 karena istri muda.

A3 karena seorang perempuan.

B istri yang dikhianati:
B1 karena budak, yang sebenarnya tidak balas menyayangi.

B2 karena pesta pora/tidak memenuhi kewajiban.

B3 karena wanita yang sudah menikah.

B4 dengan maksud beristri dua.

B5 karena perempuan muda, yang tidak balas menyayangi.

B6 Perempuan muda yang iri pada istri seseorang yang ia cintai.

B7 Karena pelacur.

B8 Persaingan antara istri sah (namun bersifat antipati), dan simpanan (bersifat menyenangkan).

B9 Antara istri yang baik hati dan perempuan yang mengejar-ngejar suami.

C1 Suami antagonistis berkorban untuk kekasih yang disenangi.

C2 Suami yang diduga hilang, dilupakan karena munculnya pesaing lain.

C3 Suami biasa yang berkorban untuk kekasih yang simpatik.

C4 Suami yang baik dikhianati karena pesaing yang justru lebih inferior.

C5 Karena pesaing yang fantastis.

C6 Karena pesaing yang justru menjijikkan.

C7 Karena pesaing biasa, oleh istri yang suka melawan.

C8 Karena pesaing yang lebih jelek, tapi lebih berguna.

D1 Dendam dari suami/istri yang dibohongi.

D2 Kecemburuan yang lenyap karena belas kasihan.

D3 Kecemburuan yang hilang karena suatu alasan.

E suami/istri yang disiksa oleh pesaing yang telah ia tolak.

situasi: Persaingan antara superior dan inferior

Elemen-elemennya: rival superior, rival inferior, dan tujuan.
A1 Persaingan antara orang biasa dan orang yang tidak bisa mati.

A2 Antara dua kekuatan yang timpang.

A3 Antara penyihir dan orang biasa.

A4 Antara penjajah dan terjajah.

A5 Antara pemenang dan pecundang.

A6 Antara majikan dan orang terbuang (budak)

A7 Antara yang merebut kekuasaan dan pemilik kekuasaan.

A8 Antara raja-raja pengikut dan raja diantara raja.

A9 Antara orang yang sangat kuat dan orang yang baru berlatih.

A10 Antara kaya dan miskin.

A11 Antara orang terhormat dan orang yang dicurigai.

A12 Persaingan antar dua orang yang hampir sama kuatnya/kuasanya.

A13 Persaingan antar dua orang yang sama kekuatannya, dimana yang satu pada masa lalunya telah bersalah atas perzinahan.

A14 Antara orang yang dikasihi dan orang yang tidak memiliki hak untuk mengasihi.

A15 Antara dua (atau lebih) suami yang diceraikan berturut-turut oleh satu istri.

B1 Antara penyihir wanita dan wanita biasa.

B2 Antara pemenang dan narapidana.

B3 Antara ratu dan subyeknya.

B4 Antara ratu dan budak.

B5 Antara nyonya rumah dan pembantu.

B6 Antara nyonya rumah dan wanita dengan posisi lebih rendah.

B7 Antara nyonya dan dua wanita dengan kelas lebih rendah.

B8 Persaingan antara dua pihak yang sama kuat, dan diperumit oleh perginya salah satu.

B9 Persaingan antara ingatan atau idealisme (milik wanita yang berkuasa) dengan pengikutnya sendiri.

C Persaingan ganda (A cinta B, yang mencintai C, yang mencintai D).

D Persaingan oriental (poligami di Hindu).

D1 Persaingan antar dua orang yang tak bisa mati.

D2 Persaingan dua orang yang bisa mati.

D3 Antar dua istri yang sah.

situasi: Perlunya mengorbankan orang yang dikasihi.

Elemen-elemennya: sang pahlawan, korban yang dikasihi, dan alasan perlunya pengorbanan.
A1 Perlunya mengorbankan anak perempuan untuk kepentingan publik.

A2 Tugas untuk mengorbankan anak perempuan untuk memenuhi sumpah kepada Tuhan/dewa.

A3 Tugas untuk mengorbankan orang yang dikasihi atau orang yang memberi keuntungan karena agama/kepercayaan.

B1 Tugas untuk mengorbankan anak kandung, tanpa diketahui orang lain, dibawah tekanan kebutuhan.

B2 Untuk situasi yang sama, namun mengorbankan orang tua.

B3 Situasi yang sama, namun mengorbankan suami/istri.

B4 Tugas untuk mengorbankan menantu untuk kepentingan publik.

B5 Tugas untuk mengorbankan menantu untuk alasan reputasi.

B6 Tugas untuk menentang kakak ipar untuk kepentingan publik.

B7 Menentang kawan sendiri.

situasi: Pengorbanan semua orang karena sebuah impian, hasrat.

Elemen-elemennya: seorang kekasih, obyek dari hasrat yang fatal, dan orang atau benda yang dikorbankan.

A1 Sumpah-sumpah suci (yang bersifat religius) yang diingkarkan karena hasrat.

A2 Sebuah sumpah suci yang terpatahkan.

A3 Hancurnya rasa hormat terhadap seorang pendeta/pastur.

A4 Masa depan yang hancur karena hasrat.

A5 Kekuatan yang hancur karena hasrat.

A6 Hancurnya pikiran, kesehatan, dan kehidupan.

A7 Hasrat yang terwujud dengan membayar nyawa.

A8 Hancurnya keberuntungan, jiwa-jiwa, dan kehormatan.

B Keinginan untuk menghancurkan makna sebuah tugas, makna belas kasihan, dan lain-lain.

C1 Kehancuran kehormatan, keberuntungan, dan kehidupan karena sifat erotis yang buruk.

C2 Efek yang sama yang dihasilkan oleh sifat buruk lainnya.

situasi: Pengorbanan demi sanak saudara

Elemen-elemennya: Pahlawan, sanak saudara, serta benda atau orang yang dikorbankan.
A1 Pengorbanan nyawa demi kerabat atau orang yang disayangi.

A2 Pengorbanan nyawa demi kebahagiaan kerabat atau orang yang disayangi.

B1 Pengorbanan ambisi demi kebahagiaan orang tua.

B2 Pengorbanan ambisi demi nyawa orang tua.

C1 Pengorbanan cinta demi nyawa orang tua.

C2 Pengorbanan cinta demi kebahagiaan anak.

C3 Pengorbanan cinta demi kebahagiaan orang yang disayangi.

C4 Pengorbanan cinta demi kebahagiaan seorang anak, tapi disebabkan oleh hukum yang tak adil.

D1 Nyawa dan kehormatan dikorbankan demi nyawa orang tua atau orang yang disayangi.

D2 Kekuasaan dikorbankan demi nyawa kerabat atau orang yang disayangi.

situasi: Pengorbanan diri sendiri karena sebuah idealisme

Elemen-elemennya: seorang pahlawan, sebuah idealisme, barang atau orang yang dikorbankan.
A1 Pengorbanan nyawa demi janji seseorang.

A2 Pengorbanan nyawa demi kesuksesan seseorang.

A3 Pengorbanan nyawa demi kebahagiaan seseorang.

A4 Pengorbanan nyawa dalam kebenaran (yang berlebihan).

A5 Pengorbanan nyawa demi kepercayaan seseorang.

B1 Cinta dan nyawa dikorbankan demi kepercayaan seseorang.

B2 Cinta dan nyawa dikorbankan demi hasil yang ingin dicapai.

B3 Cinta dikorbankan demi kepentingan negara.

C Pengorbanan seorang yang baik dalam pekerjaannya.

D Kehormatan sebagai ideal dikorbankan demi kepercayaan sebagai ideal.

situasi: Tak sadar membunuh sanak saudara sendiri.

Elemen-elemennya: pembunuh dan korban yang tak dikenal.
A1 Berada dalam posisi tak sadar membunuh anak perempuan sendiri, karena perintah mistik atau ramalan.

A2 Karena kepentingan politik.

A3 Karena persaingan dalam percintaan.

A4 Melalui kebencian kekasih anak perempuan yang tak dikenal itu.

B1 Berada dalam posisi tak sadar membunuh anak laki-laki sendiri.

B2 Diperkuat oleh saran-saran yang bersifat Machiavellis.

B3 Dicampur dengan kebencian sanak saudara.

C Berada dalam posisi tak sadar membunuh saudara laki-laki sendiri.

C1 Saudara laki-laki membunuh dengan amarah.

C2 Kakak/adik perempuan membunuh karena alasan tugas profesi.

D Membunuh ibu yang tak dikenali.

E1 Ayah/ibu dibunuh karena tak kenal atas saran yang bersifat Machiavellis.

E2 Pembunuhan ayah/ibu yang tak dikenali.

E3 Pengejekan terhadap orang tua yang tak dikenali.

F1 Kakek/nenek yang tak dikenali dibunuh, karena dendam dan karena saran dari orang.

F2 Kakek yang dibunuh secara tak sengaja.

F3 mertua yang dibunuh secara tak sengaja.

G1 Tak sengaja membunuh wanita yang disayangi.

G2 Berada dalam posisi membunuh kekasih yang tak dikenali.

G3 Gagal menyelamatkan anak laki-laki yang tak dikenali.

situasi: Kejahatan cinta yang tak disengaja.

Elemen-elemennya: pasangan cinta, penerima cinta, dan seorang pengungkap hubungan.

A1 Terungkap bahwa pasangan telah menikah dengan sang ibunda.

A2 Terungkap bahwa pasangan memacari kakak/adik.

B1 Terungkap bahwa pasangan telah menikah dengan kakak/adik.

B2 Terungkap bahwa pasangan telah menikah dengan kakak/adik, dan kejahatan itu sudah direncanakan oleh pihak ketiga.

B3 Berada dalam posisi mengangkat kakak/adik sebagai kekasih, tanpa sebenarnya mengetahui hal tersebut.

C Berada dalam posisi mengingkari anak sendiri, tanpa sadar.

D1 Berada dalam posisi menzinahi, tanpa sadar.

D2 Perzinahan yang dilakukan tanpa sebenarnya mengetahui perzinahan yang dilakukan.

situasi: Kelalaian yang fatal

Elemen-elemennya: orang yang lalai dan korban

A1 Kelalaian menjadi sebab kesengsaraan orang itu.

A2 Kelalaian yang menyebabkan orang itu menjadi tak terhormat.

B1 Keingintahuan menjadi sebab kesengsaraan orang yang ingin tahu itu.

B2 Kehilangan orang yang dikasihi karena rasa ingin tahu.

C1 Keingintahuan yang menyebabkan kematian atau kemalangan bagi orang lain.

C2 Kelalaian yang menyebabkan kematian kerabat.

C3 Kelalaian yang menyebabkan kematian kekasih.

C4 Kelalaian yang menyebabkan kematian sanak saudara.

situasi: KEGILAAN

Elemen-elemennya: orang gila dan korban.
A1 Anggota keluarga dibunuh dalam kegilaan seseorang.

A2 Kekasih dibunuh dalam kegilaan.

A3 Pembunuhan atau membuat cedera orang yang tidak dibenci.

B Ketidakhormatan yang datang pada orang itu karena kegilaan yang dilakukan.

C Hilangnya orang yang dikasihi muncul kembali karena suatu kegilaan.

D Kegilaan yang muncul karena kesintingan yang sudah ada turun-temurun.

situasi: Pembunuhan dengan alasan perzinahan

Elemen-elemennya: dua penzinah, suami atau istri yang dikhianati.

A1 Pembunuhan suami oleh atau untuk kekasih gelap.

A2 Pembunuhan kekasih yang telah percaya pada pasangannya.

B Pembunuhan sang istri demi kekasih gelap, dan untuk kepentingan sendiri.

situasi: Persaingan dalam keluarga

Elemen-elemennya: anggota keluarga yang lebih dipilih, anggota keluarga yang lebih ditolak, serta tujuan.
A1 Persaingan penuh dengki antar kakak adik.

A2 Persaingan penuh dengki antar dua pasang kakak adik.

A3 Persaingan antar dua saudara laki-laki, dimana salah satunya terdapat perzinahan.

B1 Persaingan antara orang tua dan anak terhadap kekasih yang belum dinikahkan.

B2 Persaingan antara orang tua dan anak, untuk kekasih yang sudah menikah.

B3 Seperti B1 dan B2, tetapi obyeknya sudah menjadi suami/istri sang orang tua.

B4 Persaingan antara orang tua dan anak.

C Persaingan antar sepupu.

D Persaingan antar teman.

situasi: Persengketaan dalam keluarga

Elemen-elemennya: anggota keluarga bersifat pembenci, anggota keluarga yang dibenci,

A kebencian antar kakak/adik

A1 Satu saudara dibenci oleh saudara-saudara yang lain.

A2 Satu saudara yang membenci saudara yang lain dan sebaliknya.

A3 Kebencian antar sanak untuk alasan kepentingan diri masing-masing.

B Kebencian antara orang tua dan anak.

B1 Kebencian dari anak kepada orang tua.

B2 Kebencian yang menimbulkan keuntungan.

B3 Kebencian orang tua terhadap anak.

C Kebencian kakek/nenek pada cucu.

D1 Kebencian mertua kepada menantu.

D2 Kebencian antar dua menantu.

E Kebencian menantu kepada ibu tiri.

F Pembunuhan bayi.


situasi: Pembebasan/pelepasan

Elemen-elemennya: pihak terhukum (yang dirugikan), pihak yang mengancam, dan penyelamat.
A Munculnya penolong kepada yang dihukum.

B1 Seorang ayah/ibu yang turun tahta dan digantikan oleh anaknya.

B2 Diselamatkan oleh teman, atau oleh orang tak dikenal yang kemudian menjadi teman.

situasi: Memperoleh

Elemen-elemennya: seorang pengumpul sesuatu dan musuh yang menolak untuk memberikan, atau seorang yang terpisah dengan kelompoknya dan melawan kelompoknya itu.
A Usaha mendapatkan tujuan dengan tipu muslihat atau kekerasan.

B Usaha melalui kepandaian berbicara yang persuasif saja.

C Keahlian berbicara dengan seorang yang terpisah dari kelompoknya.

situasi: Teka-teki

Elemen-elemennya: interogator, pencari kebenaran, dan masalah.
A Pencarian seseorang yang harus ditemukan agar orang lain bisa tetap hidup.

B1 Teka-teki yang harus diselesaikan agar seseorang bisa bertahan hidup.

B2 Sama seperti B1, namun teka-teki itu diberikan oleh wanita yang didambakan.

C1 Berbagai macam keinginan diderita karena ingin mengetahui nama seseorang.

C2 Keinginan untuk tahu jenis kelamin seseorang.

C3 Tes untuk mengetahui suatu kondisi mental.

situasi: Penculikan

Elemen-elemennya: penculik, yang diculik, dan penjaga/pelindung.
A Penculikan seorang wanita yang tak rela membiarkan dirinya diculik.

B Penculikan seorang wanita yang mengizinkan dirinya diculik.

C1 Direbutnya wanita yang diculik tanpa membunuh sang penculik.

C2 Kasus yang sama, namun penculik dibunuh.

D1 Penyelamatan seorang teman yang ditangkap musuh.

D2 Penyelamatan seorang anak.

D3 Penyelamatan sebuah jiwa yang tertangkap karena kekeliruan.

situasi: Kumpulan orang pemberani

Elemen-elemennya: seorang pemimpin yang berani, sebuah tujuan, dan musuh.
A Persiapan perang.

B1 Perang.

B2 Pertarungan.

C1 Membawa barang atau orang yang diperlukan/diinginkan.

C2 Usaha mendapatkan kembali sesuatu yang diinginkan.

D1 Ekspedisi yang seru.

D2 Petualangan untuk mendapatkan kembali wanita yang dicintai.

situasi: Revolusi

Elemen-elemennya: seorang tiran dan seorang konspirator.
A1 Konspirasi yang dikepalai oleh satu orang.

A2 Konspirasi dari beberapa orang.

B1 Revolusi dari seorang individu, yang membuat orang terpengaruh dan mengikutinya.

B2 Revolusi dari orang banyak.

situasi: Korban terjatuh dalam kekejaman atau kesengsaraan

Elemen-elemennya: seorang yang malang; seorang majikan atau sebuah kemalangan.
A Pihak yang tidak bersalah menjadi korban dari intrik penuh ambisi.

B Korban dihabiskan oleh mereka yang seharusnya menjaga korban.

C1 Seorang yang berkuasa jatuh dan tidak lagi memiliki apa-apa.

C2 Seorang idola atau yang memiliki hubungan dekat dan mulai dilupakan.

D Harapan yang direbut dari seseorang.

situasi: BENCANA

Elemen-elemennya: kekuatan yang mampu melenyapkan, musuh yang menang, atau pengirim pesan.
A1 Menderita kekalahan.

A2 Tanah air hancur.

A3 Jatuhnya nilai-nilai kemanusiaan.

A4 Bencana alam.

B Monarki digulingkan.

C1 Penderitaan karena tak berterimakasih.

C2 Penderitaan karena hukum yang tak adil atau permusuhan.

C3 Penderitaan karena kemarahan.

D1 Ditinggalkan kekasih atau suami.

D2 Anak yang kehilangan orang tua.

situasi: Pengejaran

Elemen-elemennya: ada hukuman dan ada buronan.
A Buranan dari hukum dikejar karena politik, kejahatan, dll.

B Dikejar atas nama cinta.

C Seorang pahlawan yang berjuang melawan suatu kekuatan.

D Orang gila yang tidak jelas melawan alien.

situasi: Pembalasan dendam kepada anggota keluarga dari anggota keluarga

Elemen-elemennya: anggota keluarga yang membalas dendam, anggota keluarga yang bersalah, kenangan dari korban, hubungan antar keduanya.
A1 Kematian ayah dibalaskan kepada ibu.

A2 Ibu yang membalas dendam pada ayah.

B Kematian kakak/adik laki-laki dibalaskan kepada anak laki-laki.

C Kematian ayah dibalaskan pada suami.

D Kematian suami dibalaskan pada ayah.

situasi: Kejahatan yang dihukum oleh pembalasan dendam

Elemen-elemennya: seorang pembalas dendam dan seorang penjahat.
A1 Pembalasan dendam dari orang tua yang terbunuh atau nenek moyang.

A2 Pembalasan dendam dari anak yang terbunuh atau keturunan.

A3 Dendam atas anak yang diperlakukan tidak hormat.

A4 Pembalasan dendam atas istri atau suami yang terbunuh.

A5 Pembalasan dendam karena (usaha) memperlakukan istri dengan tidak hormat.

A6 Dendam karena kekasih gelap terbunuh.

A7 Dendam karena teman terluka atau terbunuh.

A8 Dendam karena saudara perempuan yang digoda/diperkosa.

B1 Dendam karena luka yang disengaja, atau percekcokan.

B2 Dendam karena telah dilecehkan ketika tidak hadir.

B3 Dendam karena usaha pembunuhan.

B4 Dendam karena tuduhan yang salah.

B5 Dendam karena pelanggaran.

B6 Dendam karena telah sesuatu yang dimiliki telah direbut.

B7 Dendam oleh seluruh pemilik satu jenis kelamin karena adanya penipuan yang dilakukan oleh jenis kelamin lain.

C Pengejaran profesional terhadap kriminal.

Permohonan

Elemen-elemennya: penyiksa/penganiaya, pemohon, dan kekuatan otoritas yang keputusannya meragukan.
A1 Narapidana yang memohon bantuan kepada yang kuat untuk melawan musuh.

A2 Bantuan diminta untuk melaksanakan tugas yang mulia yang telah dilarang sebelumnya.

A3 Permohonan untuk kabur dari kematian.

B1 Keramahan yang dicari-cari oleh kapal yang karam (orang terdampar)

B2 Kemurahan/sumbangan yang dilakukan oleh orang yang sudah diusir oleh kalangannya sendiri, yang telah memperlakukan dia dengan tidak hormat.

B3 Pencarian maaf, penyembuhan, atau pembebasan.

B4 Penyerahan mayat, atau relik yang telah dikumpulkan.

C1 Permohonan akan kekuatan demi mereka yang dikasihi oleh pemohon.

C2 Permohonan kepada seorang kenalan demi seorang kenalan yang lain.

C3 Permohonan kepada kekasih dari ibu sendiri, demi kepentingan ibu itu.


(Catatan: untuk beberapa kasus diatas, kespesifikan gender pada deskripsi yang original sudah diganti dengan yang lebih umum. Lagipula tidak hanya laki-laki yang selalu bertualang dan wanita yang diselamatkan) ^^

Karakter tokoh di Film

Penonton akan tertarik menyaksikan sebuah film kalau tokohnya menarik. Artinya, tokoh cerita bukanlah tokoh biasa namun dapat diterima oleh penonton.

Apakah tokoh itu harus riil?
Siapa yang bisa bilang tokoh Rambo, McGyver, atau tokoh James Bond itu riil? Mereka hanya diterima oleh imajinasi penonton saja. Justru tokoh yang betul-betul nyata terkadang malah sulit diterima penonton karena tidak adanya informasi yang mendukung yang dapat membuatnya menarik.
Penonton bisa dibuat tertarik pada tokoh apabila karakterisasi tokoh yang dibuatnya jelas. Secara umum pokok informasi mengenai tokoh yang perlu diungkapkan kepada penonton adalah meliputi:
1. ciri khas fisik/biologis
2. ciri khas psikis
3. ciri khas pikiran
4. ciri khas kultural

Ciri Khas Fisik/Biologis

Ciri khas fisik yang dimaksud adalah meliputi nama, usia, tinggi, bobot, kekhususan fisik, tongkrongan, gerakan tubuh, ekspresi wajah...
Nama orang juga terkadang bisa menjelaskan etniknya dan mungkin juga menunjukkan asal suku dan tingkat sosialnya. Nama Kris Patikawa segera bisa diketahui oleh hampir semua penonton dari mana daerah asalnya, apalagi Pardjo Legowo. Coba tebak asal daerah Edi Silitonga, Andi Azis, dan Putu Wijaya.

Nama
Nama Sarimin, bagi suku Jawa menunjukkan dia berasal dari keluarga bawah, berbeda dengan nama Joyokusumo. Nama Ahmad, Aisyah, dan sebagainya menunjukkan tokoh itu dari keluarga yang dekat dengan agama Islam. Karakter yang menggunakan nama depan nama Barat, memiliki kecenderungan Kristiani, apalagi jika memiliki nama baptis. Robert Tanumiharja atau Michael Bunawan bisa diduga berasal dari etnik Cina, karena mengadaptasi marga Tan dan Bun.
Maka pemberian nama pada tokoh (fiktif) harus dipertimbangkan untuk bisa memberikan dampak pemahaman dari penonton kepadanya. Nama itu harus mudah diucapkan oleh pemain. Nama yang susah diucapkan membuat tidak begitu jelas keluar dari mulut aktor. Hindari nama-nama pelaku dalam satu film yang hampir bersamaan bunyinya, bisa menimbulkan kerancuan mendengarnya, seperti nama Elin dan Elen, atau ada dua karakter dengan nama Putri dan Fitri.

Usia
Segi usia dalam skenario penting diungkapkan. Supaya si pembaca, entah sutradara entah pemain, bisa membuat penafsiran atas sikap dan cara respons yang sesuai. Karena Ani yang berusia 17 tahun akan berbeda sikap lakunya di hadapan pegawai bapaknya yang keren dibanding dengan Ani yang berusia 30 tahun.
Penentuan usia pemain ini harus didukung juga oleh segala bentuk action si pelaku yang sesuai. Artinya kalau pelaku Fitri ditentukan berusia 35 tahun dan psikisnya normal, maka segala tingkah lakunya haruslah menggambarkan wanita normal lazimnya dalam usia itu. Lain lagi kalau ditetapkan bahwa dia genit, tapi genitnya itu pun harus genit usia 35 tahun. Kalau dia centil seperti anak 17 tahun, orang akan bilang karakter tersebut lemah.

Fisik
Berapa tinggi, bobot, dan kekhususan bentuk fisik pelaku juga penting diterapkan dalam skenario. Tinggi, pendek, kerempeng, bahenol, langsing, semampai, buntek, gempal, akan sangat memengaruhi sikap seseorang. Yang bertubuh buntek biasanya tahu diri, maka kalau dia berlaku genit, maka karakter tersebut memiliki kecacatan, jika tidak membuat jengkel penonton. Pria yang berpotongan tegap atau wanita yang potongan tubuhnya indah, akan nampak lebih percaya diri. Tapi tentu bisa saja yang bertubuh tegap, oleh kelainan psikis, tongkrongannya jadi agak letoy. film Seven Samurai membuat tokoh dengan dimensi tebal dengan membuat tokoh kerempeng namun ahli bertarung.
Penampilan sangat penting untuk dijelaskan, karena tinggi, kurus, pendek, hanya informasi sektoral. Penampilan adalah totalitas yang bisa mewakili kepribadian si tokoh. Bisa saja yang fisiknya kurang, memberikan penampilan simpatik dan mengesankan, sedang yang berparas ganteng dan tubuh atletis, berpenampilan menjengkelkan.

Gerakan Tubuh
Gerakan action pelaku seringkali tidak dicantumkan dalam banyak skenario kita. Hingga berhalaman-halaman skenario isinya hanya dialog, seperti dalam naskah sandiwara. Sebetulnya dalam adegan percakapan harus dicantumkan bagaimana cara dialog diucapkan dan bagaimana respons yang diberikan dalam action. Ketika Nurdin melontarkan ucapan hinaan pada Pardjo, pihak yang dihina ternyata tenang saja, maka penonton akan membuat penafsiran yang penting pada Pardjo. Pertanyaan bisa saja dijawab lawan bicara dengan action, tidak usah dengan dialog lagi. Pemain bisa disuruh bergerak untuk mengambil tempo untuk menjawab, atau menunda menjawab untuk meningkatkan ketegangan.

Ekspresi Wajah
Ekspresi wajah adalah cerminan seluruh kondisi psikis seseorang. Bahakn juga kondisi kesehatannya. Paling tidak perlu dijelaskan apa ekspresinya secara garis besar dan kalau ada yang khas. Seperti ekspresi garang, menakutkan, sejuk, keruh. Bisa juga digabungkan ekspresi wajah dengan kondisi yang bertentangan dengan kejiwaannya. Umpamanya, seseorang diketahui tukang fitnah, tapi wajahnya selalu ditampilkan ramah penuh senyum. Tapi tentu si aktor harus bisa menjelmakan wajah selalu senyum dan penonton tetap mampu menangkap bahwa tokoh yang diperankannya itu tukang fitnah. Sorot mata juga jadi memiliki peran penting. Penulis skenario harus mencantumkan secara baik uraian yang bisa dihidupkan oleh aktor yang memainkan peranan bersangkutan, sehingga penonton bisa memberikan persepsi yang tepat, meski tanpa bantuan dialog.

Ciri Psikis

Ciri yang harus dijelaskan dalam lingkup ini adalah mengenai kondisi psikis secara umum, mengenai watak, temperamen, kemampuan imajinasi, dan sensitivitasnya.

Kondisi Umum
Kondisi psikis secara umum adalah apakah kondisi psikisnya stabil atau mengalami gangguan.
Gangguan yang menghasilkan pribadi agak pembimbang, atau agak impulsif, maka ketergangguan itu dipandang biasa saja. Tapi perlu diungkapkan dalam ciri gerak fisik, seperti sering mengedipkan mata, atau sering menghapus tangannya dengan saputangan karena telapak tangannya selalu basah, atau cepat menjadi gagap. Terutama kalau dia sedang menghadapi ketegangan. Memasukkan gerakan-gerakan tidak lazim sebagai gambaran psikis yang dialami pelaku cerita, bisa merupakan ciri unikum tokoh yang bersangkutan.
Orang yang sensitif, maksudnya adalah yang pernah mengalami goncangan psikis yang amat kuat, yang sangat tidak enak, yang memberikan bekas sangat dalam pada kondisi psikisnya. Dia menjadi terlalu perasa, gampang tersinggung. Mungkin juga gampang meledak. Namun dalam keadaan tenang, dia adalah manusia normal biasa.
Kalau gangguan psikis sudah agak berat, dalam istilah sehari-hari disebut sebagai “orang saraf”. Orang begini sudah tidak perlu dipertimbangkan dengan nalar biasa. Ia bisa saja kalap karena disebabkan oleh ejekan yang tidak seberapa.
Kalau sudah terjadi “keretakan” penderita yang nilainya paling rendah disebut dengan istilah “bocor halus.” Artinya, terkadang ia tidak bisa lagi mengontrol perilakunya yang tidak wajar. Dengan bangga ia menceritakan kepada teman-temannya bahwa gadis tetangga jatuh cinta kepada dia. Ia memasang foto Tamara Blezinski di kamarnya, apabila akan pergi dengan serius, ia meminta izin kepada Tamara. Tapi untuk dalam hal lain, ia biasa-biasa saja.

Bakat
Bakat adalah kemampuan seseorang yang diturunkan, pembawaan lahir, seperti bakat seni, bakat memimpin, berdagang. Artinya, orang-orang ini mudah saja bekerja dibidang yang disebutkan. Orang yang berbakat penyanyi, sudah enak saja suaranya, dilatih sedikit ia akan jadi hebat, sesuai dengan tingkat bakatnya. Mungkin ibu atau neneknya dulu penyanyi.
Hal bakat ini sesuatu yang sudah lazim diketahui orang secara umum. Kalau penonton tahu bahwa gadis kecil Lola yang tidak berbakat menyanyi, suaranya sumbang, dipaksa ibunya ikut les menyanyi supaya bisa menjadi seperti Inul Daratista, maka penonton segera bisa menduga akan terjadi bencana bagi Lola.

Kemampuan Imajinasi
Kemampuan imajinasi sebetulnya bakat juga, tapi orang pisahkan karena hal ini mungkin bisa dimiliki hasil usaha memperluas wawasan dan sebagainya, hingga ia mampu mengimajinasikan produk baru atau bentuk usaha baru. Tapi, para penemu baru yang besar pasti pada dirinya memiliki bakat.
Seorang lurah desa yang mempunyai kemampuan imajinatif, punya banyak ide untuk mengembangkan desa dan masyarakatnya dengan menggunakan swadaya yang ia ciptakan sendiri. Sedang, lurah lain yang sarjana tapi tidak punya imajinasi, hanya banyak mengeluh karena dana pembangunan yang ia terima terlalu kecil.

Kepekaan
Orang yang memiliki kepekaan adalah orang yang mudah merasakan gejala yang ia hadapi. Gampang memahami bahwa tetangganya merasa terganggu oleh keluarganya. Atau ia gampang merasakan penderitaan orang-orang sekitarnya.
Sepasang orang tua bisa saja menjadi tidak sensitif, tidak bisa merasakan penderitaan dan kesepian yang dialami anaknya, karena keduanya terlampau sibuk dengan urusan masing-masing. Ketidakpekaan orang tua serupa itu sama sekali tidak normal. Semua orang tua di desa yang masih normal, pasti tidak bisa membenarkan ketidakpekaan orang tua pada anaknya. Karena, lazimnya orang tua pasti akan sangat sayang pada anaknya. Terutama ibu. Ketidakpekaan yang demikian pasti disebabkan goncangan-goncangan psikis yang besar dari kondisi hidup kota besar yang keras.
Sifat peka ini dipisahkan dari sensitif, yang sebetulnya memiliki pengertian yang sama. Namun, sifat sensitif yang saya singgung lebih dahulu adalah untuk menunjuk sifat yang terlalu perasa. Seorang teman akan bilang supaya jangan bicara sembarangan pada Abdul, karena dia orangnya sensitif. Artinya cepat tersinggung.

Watak Yang Penting
Watak adalah sifat yang menetap pada seseorang, seperti: rajin, pemalas, pemarah, pemalu, tidak tahu malu, penyabar, ekstrovert (introvert), rendah diri, sombong, PEDE (percaya diri yang rendah/tinggi/berlebihan, dan semacamnya). Watak dibentuk oleh pembawaan dan pengaruh yang diterima sepanjang usianya. Yang perlu diungkapkan dalam cerita tentulah watak yang penting saja dari tokoh cerita, yang punya kaitan dengan cerita. Pembawaan diterima dari orang tua. Sedang, pengaruh itu meliputi pendidikan, pengalaman senang dan susah, pengaruh-pengaruh yang kuat yang diterimanya, pengaruh lingkungan hidup, lingkungan pekerjaan, lingkungan hobi, dan sebagainya.
Pembawaan si Abdul sebetulnya pemberani, bapaknya bekas mandor perkebunan, jagoan, tapi oleh begitu banyak pengalaman pahit, maka ia menjadi penakut dan pesimistis.
Begitu juga seseorang itu pada dasarnya anak baik, karena orang tuanya dari lingkungan agama yang kuat. Tapi pengaruh lingkungannya sangat kuat karena ia ikut bibinya merantau ke Jakarta sejak kecil. Ia menjadi gadis cantik yang sangat ambisius, mengagungkan kecantikannya. Terkadang mengenakan jilbab, tapi hal itu dia lakukan lebih sebagai mode untuk sesekali tampil beda. Aneka pengaruh yang membentuk watak itu membutuhkan waktu yang lama, maka perubahan watak seseorang tidak bisa terjadi seketika. Tidak bisa seseorang yang berwatak jahat dan kejam tahu-tahu berubah begitu saja menjadi seseorang yang ramah dan baik hati. Perubahan watak memerlukan waktu dan penyebab yang kuat. Dalam perjalanan akan menjadi baik itu harus terjadi jatuh bangun. Bahkan, sesudah menjadi baik pun, pada tahun-tahun pertama sesekali masih akan kambuh.

Semangat hidup
Orang bersemangat hidup tinggi akan berjuang mati-matian dalam mencapai cita-citanya. Tapi yang semangat hidupnya lemah, gampang patah ketika menghadapi hambatan. Artinya, semangat hidup berkaitan langsung dengan kekuatan action seseorang. Maka, sangat perlu diungkapkan dalam skenario, terutama dengan contoh tindak-tanduk, agar penonton bisa melakukan antisipasi yang baik tentang bentuk perjuangan yang akan dilakukan oleh tokoh dalam melawan hambatannya.

Ciri Khas Kultural

Ciri ini meliputi asal etnik dan lingkungan budaya yang sangat mempengaruhi seseorang, tata nilai kebudayaan yang ia anut, serta falsafah budayanya.

Ciri Etnik/Suku
Beberapa suku di negeri kita sudah beberapa kali diperkenalkan oleh film bioskop atau film televisi, maka sudah agak dikenal. Seperti ciri khas suku batak, Minang, Sunda, Jawa, Makasar, Madura. Cuma yang diberikan oleh film itu hanyalah sisi tertentu saja. Umpamanya, orang Madura suka carok, agak galak. Padahal, banyak ciri khas lain yang menonjol dibanding suku lain, umpamanya, ketaatan pada agama, kesetiakawanan, pekerja keras.
Maka, memfilmkan pelaku suatu suku tertentu masih perlu didahului oleh penelitian dan survei ke daerahnya untuk menemukan ciri khas anggota masyarakat suku tersebut. Jangan hanya mengambil contoh orang Batak atau Makasar yang tinggal di Jakarta. Masih banyak ciri, baik tata nilai, cara hidup, falsafah asli masing-masing suku bangsa yang perlu diungkapkan melalui film, untuk memperkaya warna perfilman kita dan memperkaya pengetahuan bangsa akan makna Bhinneka Tunggal Ika bangsa kita.
Ciri gabungan suku juga perlu diungkapkan. Tokoh berasal dari etnik Jawa, tapi dibesarkan di Sumatra Utara, akan mengalami pengaruh dari dua sub kultur. Penonton perlu tahu adanya pencampuran agar bisa memahami kenapa orang yang bernama Suparto tapi dialek bicara seperti orang Medan, sikapnya keras, tapi sangat menghormati orang tua. Beberapa ciri kultural ini ada yang sudah dikenal oleh penonton Indonesia. Seperti pandai bicara dan pandai berdagang pada orang Minang, pandai menyanyi pada suku Ambon, memelihara budaya leluhur pada suku Jawa, dan sebagainya.

Tata Nilai
Tata nilai atau value system yang dianut oleh seseorang adalah dari budaya yang paling besar mempengaruhinya. Meskipun Suwarno lahir dan besar di perkebunan Sumatra Utara, ia tetap menggunakan tata nilai Jawa. Karena budaya Jawa sangat kuat, lagipula dia dibesarkan di kalangan masyarakat Jawa-Deli. Tapi kalau suku Jawa ini dibesarkan oleh keluarga Cina, besar kemungkinan cara berpikir Cina-nya lebih dominan. Orang ini akan memilih profesi sebagai pengusaha, ia memberikan penghargaan tinggi kepada uang. Falsafah hidup yang digunakan juga falsafah dagang Cina perantauan. Karena Hoakiaw di Nusantara ini terlatih selama berabad menghadapi aneka bahaya dari sana-sini, mereka menjadi ulet sekali dan harus berani mengambil resiko besar.
Tata nilai yang paling berpengaruh pada semua suku di Indonesia adalah Tata Nilai Agama yang mereka anut. Seorang penjahat yang beragama apapun meyakini bahwa berbuat dosa itu salah, akan dihukum oleh Tuhan.

From : www.filmpendek.org

Genre Film

Genre/Jenis adalah sebuah metode Indetifiksasi untuk menentukan Jenis/tipe dari film. Cara membaca Genre dapat di lihat dari berberapa aspek, antara lain :
  • Setting Film
  • Mood Film
  • Format Film (animasi)
  • umur, Grup penonton (anak-anak, remaja, dewasa)
Jenis-Jenis Genre di Film :
  • action
  • adventure
  • comedy
  • crime/gangster
  • drama
  • epic/historical
  • horor
  • musical
  • scient fiction
  • war
  • western
Genre film terbagi lagi menjadi Sub-Genre, antara lain :
  • Biopic
  • 'Chick' Flicks (or Gal Films)
  • Detective/Mystery Films
  • Disaster Films
  • Fantasy Films
  • Film Noir
  • 'Guy' Films
  • Melodramas or Women's "Weepers"
  • Road Films
  • Romance Films
  • Sports Films
  • Supernatural Films
  • Thrillers/Suspense Films
Genre Action
Action films usually include high energy, big-budget physical stunts and chases, possibly with rescues, battles, fights, escapes, destructive crises (floods, explosions, natural disasters, fires, etc.), non-stop motion, spectacular rhythm and pacing, and adventurous, often two-dimensional 'good-guy' heroes (or recently, heroines) battling 'bad guys' - all designed for pure audience escapism. Includes the James Bond 'fantasy' spy/espionage series, martial arts films, and so-called 'blaxploitation' films. A major sub-genre is the disaster film. See also Greatest Disaster and Crowd Film Scenes and Greatest Classic Chase Scenes in Films.
Genre Adventure
Adventure films are usually exciting stories, with new experiences or exotic locales, very similar to or often paired with the action film genre. They can include traditional swashbucklers, serialized films, and historical spectacles (similar to the epics film genre), searches or expeditions for lost continents, "jungle" and "desert" epics, treasure hunts, disaster films, or searches for the unknown.
Genre Komedi
Comedies are light-hearted plots consistently and deliberately designed to amuse and provoke laughter (with one-liners, jokes, etc.) by exaggerating the situation, the language, action, relationships and characters. This section describes various forms of comedy through cinematic history, including slapstick, screwball, spoofs and parodies, romantic comedies, black comedy (dark satirical comedy), and more. See this site's Funniest Film Moments and Scenes collection - illustrated, and also Premiere Magazine's 50 Greatest Comedies of All Time.
Genre crime/gangster
Crime (gangster) films are developed around the sinister actions of criminals or mobsters, particularly bankrobbers, underworld figures, or ruthless hoodlums who operate outside the law, stealing and murdering their way through life. Criminal and gangster films are often categorized as film noir or detective-mystery films - because of underlying similarities between these cinematic forms. This category includes a description of various 'serial killer' films.
Genre Drama
Dramas are serious, plot-driven presentations, portraying realistic characters, settings, life situations, and stories involving intense character development and interaction. Usually, they are not focused on special-effects, comedy, or action, Dramatic films are probably the largest film genre, with many subsets. See also the melodramas, epics (historical dramas), or romantic genres. Dramatic biographical films (or "biopics") are a major sub-genre, as are 'adult' films (with mature subject content).
Epics/Historical Films
Epics include costume dramas, historical dramas, war films, medieval romps, or 'period pictures' that often cover a large expanse of time set against a vast, panoramic backdrop. Epics often share elements of the elaborate adventure films genre. Epics take an historical or imagined event, mythic, legendary, or heroic figure, and add an extravagant setting and lavish costumes, accompanied by grandeur and spectacle, dramatic scope, high production values, and a sweeping musical score. Epics are often a more spectacular, lavish version of a biopic film. Some 'sword and sandal' films (Biblical epics or films occuring during antiquity) qualify as a sub-genre.
Genre Horor
Horror films are designed to frighten and to invoke our hidden worst fears, often in a terrifying, shocking finale, while captivating and entertaining us at the same time in a cathartic experience. Horror films feature a wide range of styles, from the earliest silent Nosferatu classic, to today's CGI monsters and deranged humans. They are often combined with science fiction when the menace or monster is related to a corruption of technology, or when Earth is threatened by aliens. The fantasy and supernatural film genres are not usually synonymous with the horror genre. There are many sub-genres of horror: slasher, teen terror, serial killers, satanic, Dracula, Frankenstein, etc. See this site's Scariest Film Moments and Scenes collection - illustrated.
Genre Musical
Musical/dance films are cinematic forms that emphasize full-scale scores or song and dance routines in a significant way (usually with a musical or dance performance integrated as part of the film narrative), or they are films that are centered on combinations of music, dance, song or choreography. Major subgenres include the musical comedy or the concert film. See this site's Greatest Musical Song/Dance Movie Moments and Scenes collection - illustrated.
Genre Sci-Fi
Sci-fi films are often quasi-scientific, visionary and imaginative - complete with heroes, aliens, distant planets, impossible quests, improbable settings, fantastic places, great dark and shadowy villains, futuristic technology, unknown and unknowable forces, and extraordinary monsters ('things or creatures from space'), either created by mad scientists or by nuclear havoc. They are sometimes an offshoot of fantasy films, or they share some similarities with action/adventure films. Science fiction often expresses the potential of technology to destroy humankind and easily overlaps with horror films, particularly when technology or alien life forms become malevolent, as in the "Atomic Age" of sci-fi films in the 1950s
Genre War
War films acknowledge the horror and heartbreak of war, letting the actual combat fighting (against nations or humankind) on land, sea, or in the air provide the primary plot or background for the action of the film. War films are often paired with other genres, such as action, adventure, drama, romance, comedy (black), suspense, and even epics and westerns, and they often take a denunciatory approach toward warfare. They may include POW tales, stories of military operations, and training.
Genre Western
Westerns are the major defining genre of the American film industry - a eulogy to the early days of the expansive American frontier. They are one of the oldest, most enduring genres with very recognizable plots, elements, and characters (six-guns, horses, dusty towns and trails, cowboys, Indians, etc.). Over time, westerns have been re-defined, re-invented and expanded, dismissed, re-discovered, and spoofed.

From : http://www.filmpendek.org

Sabtu, 12 Januari 2008

The Sight & Sound Top Ten Poll 2002

Sejak tahun 1952 majalah Sight & Sound melakukan polling untuk mencari 10 film terbaik sepanjang zaman. Majalah ini mengulangi pollingnya setiap 10 tahun sekali untuk kembali mencari 10 film terbaik. Polling terakhir di lakukan pada tahun 2002 dan ini hasilnya.

kategori "Critics" terbaik

  • Citizen kane (orson walles)
  • Vertigo (Hitchcock)
  • La rengle due jeu (renoir)
  • GodFather and Godfatger part two (coppola)
  • Tokyo story (ozu)
  • 2001: a space odyssey (Kubrik)
  • battleship potemkim (Eisenstein)
  • sunrise (Munrau)
  • 8 1/2 (Fellini)
  • singin in the rain (kelly, Donen)
kategori sutradara terbaik
  • Citizen kane (orson walles)
  • GodFather and Godfatger part two (coppola)
  • 8 1/2 (Fellini)
  • Lawrence of arabian (Lean)
  • Dr. Stranglove (Kubrick)
  • Bicyle Thieves (De sica)
  • Ranging Bull (Scorsese)
  • vertigo (Hitchcock)
  • Rashomon (Kurosawa)
  • La rengle due jeu (renoir)
  • seven samurai (kurosawa)